Entri Populer

Kamis, 27 Oktober 2011

Paspampres Istana Jogja Tahun 1948










SEKILAS PASPAMPRES
Pasukan Pengamanan Presiden (PASPAMPRES) lahir spontan bersama dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia sama halnya dengan kelahiran TNI dan Polri. Ketika kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan, terlihat adanya para pemuda pejuang yang berperan mengamankan Presiden. Para pemuda yang berasal dari kesatuan tokomu kosaku tai berperan sebagai pengawal pribadi, dan para pemuda ex Peta (Pembela Tanah Air) berperan sebagai pengawal Istana.

Situasi keamanan pada awal kemerdekaan Republik Indonesia sangat memprihatinkan, dan di beberapa daerah terjadi pertempuran sebagai respon atas keinginan penjajah Belanda untuk menduduki kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketika keselamatan Presiden mulai terancam dengan didudukinya Jakarta oleh Belanda, maka pada tanggal 3 Januari 1946 diputuskan untuk menyelamatkan Presiden Republik Indonesia ke Yogyakarta.

Dalam pelaksanaan operasi penyelamatan saat itu telah terjadi kerja sama antara kelompok pengamanan yang terdiri dari unsur TNI dan Polri. Untuk mengenang keberhasilan menyelamatkan Presiden Republik Indonesia yang baru pertama kalinya dilaksanakan tersebut, maka tanggal 3 Januari 1946 dipilih sebagai Hari Bhakti Paspampres.

Selamat Bertugas, KRI Banda Aceh 593 !



KRI Banda Aceh Perkuat Armada TNI AL

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu unit kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan PT PAL kembali memperkuat armada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Kapal LPD yang dikukuhkan sebagai Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh itu diserahkan Dirut PT PAL Harsusanto kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/3/2011).

Dari Kementerian Pertahanan, kapal diserahkan kepada TNI sebagai pengguna. KRI Banda Aceh merupakan salah satu dari empat kapal LPD yang dipesan TNI. Dua unit sebelumnya dikerjakan di Korea Selatan dan satu unit dikerjakan di galangan kapal PT PAL Indonesia dengan pengawasan tenaga ahli dan peralatan dari Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.

Serupa dengan kapal sejenis sebelumnya, KRI Banjarmasin, KRI Banda Aceh mampu menampung lima helikopter, tiga helikopter di dek, dan dua helikopter di dalam hanggar.

Kapal ini juga dirancang mengangkut 22 tank, 560 pasukan, 126 awak. Kapal itu juga dpat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi operasi militer selain perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam.

Intinya, kapal tersebut dapat berfungsi sebagai pengangkut kapal pendarat pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, pengangkut personel, juga untuk operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana serta pengangkut helikopter.

Kapal seberat 7.300 ton itu dapat melaju maksimal hingga 15,4 knot dan mampu mengangkut sekitar 300 personel, 13 unit tank, dua unit Landing Craft Vehicles. Sebagai kapal perang, KRI Banda Aceh dipersenjatai dengan satu unit kaliber 57 mm dan dua unit kaliber 40 mm.

http://nasional.kompas.com

Kapal-Kapal Klasik TNI Angkatan Laut


TNI Angkatan Laut (Indonesian Navy) adalah salah satu angkatan laut modern berkekuatan besar di Asia Tenggara, memiliki berbagai macam kapal dan persenjataan yang modern.

Foto-foto ini adalah untuk mengenang kapal-kapal TNI AL pada era sebelumnya yang pernah mengabdi untuk Ibu Pertiwi Indonesia :)


KRI Hasanuddin 333
kini telah digantikan oleh kapal dengan nama yang sama tetapi jenisnya lebih modern yaitu SIGMA.


KRI Dili 583


KRI Sorong (info ; pernah mengikuti Latgab wibawa 1977)


KRI Lambung Mangkurat 357 Riga Class Fregat


RI Gadjah Mada (bukan KRI tapi RI !)


4 buah Corvette Bathurst Class yang dinamai
RI Banteng (ex HrMs Ambon, ex HMS Cairns)
RI Hang Toeah (ex HrMs Morotai, ex HMS Ipswich)
RI Pati Oenoes (ex HrMs Tidore, ex HMS Tarmworts)
RI Radjawali (ex HrMs Banda)


RI Irian
SVERDLOV class cruiser (project 68 - Bis)
adalah satu-satunya kapal kelas penjelajah yang pernah dimiliki oleh ALRI hingga saat ini.
Nama Kapal : RI IRIAN 201
Berat : 16.640 ton
Dimensi : 210m x 22m x 6,9m
Persenjataan: 12 x 152mm/57 Mk5 (ada 4 turret masing masing 3 meriam)
12 x 100mm/70 (ada 6 turret dengan 2 meriam)
32 x 37mm (ada 16 turret dengan 2 meriam)
10 x 533mm Torpedo
Jumlah awak: 1250 orang
Sensor : Radar Sea Gull, Knife Rest A, Slim Net, Top Bow, Kendali Tembak Ligg Cup dan Sonar H/F Hull

RI Irian 201 adalah ex ORDZHONIKIDZE buatan Admiralty Shipyard Russia (class Sverdlov dibuat oleh 4 pabrik yg berbeda yaitu: Baltic, Admiralty, Nikolayev dan Severodvinks)


SKORIY Class Destroyer (project 30 - Bis)
Dulu kapal ini masuk kelas Destroyer di ALRI mungkin sekarang kapal ini dianggap Fregat.
Berat : 3066 ton
Dimensi : 120m x 12m x 3,9m
Persenjataan : 4 x 130mm/50 (2 turret dengan 2 meriam)
2 x 85mm (1 turret dengan 2 meriam)
7 x 37mm AAA
10 x 533mm Torpedo
2 x Mortir Anti Kapal Selam
2 x Deep Charge Tracks (52 bom laut dan 60 ranjau laut)
Awak : 286 orang
Sensor : Radar Gyus 1b Ryf-1, Redan-2, Vynpel-2 dan sonar Tamir -5H
ada 8 unit Skoriy Class dalam jajaran ALRI yaitu:
RI SILIWANGI 201 (ini membingungkan kenapa no lambung sama dg RI Irian?)
RI SISINGAMANGARADJA 202
RI SANDJAJA 203
RI SAWUNGGALING 204
RI SULTAN ISKANDAR MUDA 304
RI SRAWAJALA 305
RI DIPONEGORO 306 ---> jadi KRI SULTAN BADARUDDIN
RI BRAWIDJAJA 307


WHISKEY class Submarine (project 613)

Berat: 1050 ton - 1340 ton (menyelam)
Dimensi: 76 m x 6.3m x 4.55m
Senjata: 6 x 533mm tabung torpedo dg 12 torpedo + 20 ranjau laut
2 x 57mm + 2 x 25mm AA
Sensor: Radar Feniks Tamiri, Sonar Nakat Flag
Awak: 52 orang

Jumlah kapal: 14 unit (12 unit nama KRI + 2 unit tanpa nama)
RI TJAKRA 401
RI NANGGALA 402
RI NAGABANDA 403
RI TRISULA 404
RI NAGARANGSANG 405
RI TJANDRASA 406
RI ALUGORO 407
RI TJUNDAMANI 408
RI WIDJAJADANU 409
RI PASOPATI 410
RI HENDRADJALA 411
RI BRAMASTRA 412
RI XXX
RI YYY


KRI Wolter Monginsidi


KRI Martadinata

TNI di Lebanon Dapat Kendaraan Tempur Baru


9 April 2010

Panser Anoa 6x6 untuk misi PBB (photo : TNI)

Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 13 unit kendaraan tempur "ANOA" buatan PT Pindad tiba di Lebanon, untuk mendukung Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL dalam misi perdamaian PBB di wilayah itu.

Ke-13 unit kendaraan tempur itu, diangkut menggunakan kapal tanker PBB dari Tanjung Priok Jakarta dan tiba pada awal April 2010," kata Dansatgas Konga XXIII-D/Unifil, Letkol Inf Andi Perdana Kahar, dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, dibandingkan kendaraan tempur VAB buatan Perancis yang selama ini dioperasikan Kontingen TNI, kendaraan tempur "ANOA" memiliki beberapa kelebihan, antara lain jumlah roda sebanyak enam buah, adanya kelengkapan GPS dan kamera video di bagian belakang kendaraan.

Tak hanya itu, "ANOA" juga memiliki pintu belakang yang dapat dioperasikan secara manual maupun hidrolik serta dua buah pintu darurat di bagian kanan dan kiri kendaraan, kata Andi.

Untuk mengawaki dan perawatan ke-13 unit kendaraan tempur baru itu, hadir pula 18 orang personel TNI, terdiri dari lima orang teknisi kendaraan tempur dari kesatuan Bengpuspal TNI AD, dua orang pengemudi kendaraan tempur dari Yonkav 1/1 Kostrad serta 11 orang pengemudi kendaraan tempur dari Yonkav 7 Kodam Jaya.

Tentang keberadaan VAB Perancis yang selama ini digunakan Kontingen TNI, Mabes TNI belum memutuskan untuk menarik kembali ke Tanah Air.

Boeing Tawarkan Produk & Kerjasama Pembuatan Komponen


12 Februari 2010
Maret 2006 Boeing menawarkan Chinook bekas dengan harga 15 juta USD sebagai pesawat helikopter multifungsi karena selain bisa mengangkut pasukan dalam jumlah yang besar dan kendaraan ringan juga dapat dipakai untuk mengatasi berbagai jenis musibah alam (photo : Worldwide Military)

Menhan Menerima Kunjungan Presiden Boeing Int’l Corp Asia Tenggara

Jakarta-DMC, Menteri Perthanan RI, Purnomo Yusgiantoro , Rabu (10/02), menerima kunjungan Presiden Boeing Int’l Corp Asia Tenggara, Mr. Ralph L Boyce, beserta pendampingnya Senior executive Director S.E. Asia Region, Richard M. Hutehinson dan Vice President Asia Pasific, Joseph H.Song di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Maksud kedatangan Mr. Ralph L Boyce yang merupakan matan duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia tahun 1999-2002, adalah untuk menawarkan kerjasama untuk penjualan pesawat terbang bagi kepentingan pertahanan.

Perusahaan penerbangan Boeing adalah perusahaan milik Amerika Serikat yang telah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan pesawat internasional, termasuk salah satunya dengan PT DI. Bentuk kerjasama dengan perusahaan pembuatan pesawat terbang beberapa Negara tersebut, yaitu memberi kesempatan membuat bagian tertentu dari pesawat Boeing.

Menanggapi maksud dari kunjungan ini, Menhan RI menjelaskan bahwa Indonesia membutuhkan pesawat dengan sistem multi fungsi tidak hanya digunakan untuk tujuan perang (Strike), tetapi pesawat ini juga digunakan untuk operasi selain perang seperti contohnya adalah untuk angkutan logistik, sehingga Menhan mengharapkan agar dapat dikirimkan prototype yang dihimpun dalam list penawaran.

Pada kesempatan ini juga Menhan saat menerima tamunya menjelaskan tentang adanya rencana pelaksanaan pameran Indo Defence pada akhir tahun 2010, untuk itu Menhan mengharapkan pihak Boeing juga dapat ikut berpartisipasi di dalam pemeran tersebut.

PESAWAT BUATAN INDONESIA CN235 Diharapkan Jadi Pesawat Patroli Dunia





Pesawat CN235 produksi kerja sama antara PT. Dirgantara Indonesia dengan CASA Spanyol diharapkan menjadi pesawat patroli maritim yang digunakan oleh semua negara.

"Itu cita-cita kami," kata Dirut PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso pada serah terima hasil pengujian model aerodinamika pesawat udara N219 dari BPPT kepada PT DI di Jakarta, Selasa....


Ia membantah produksi pesawat CN235 tidak berlanjut, karena saat ini PT DI sedang mengerjakan empat unit CN235 pesanan Korea Selatan untuk patroli pantai (coast guard), untuk beberapa negara lain yang tertarik dan untuk kepentingan dalam negeri TNI AL.


Pada Desember 2009 TNI AL diberitakan membeli tiga unit CN-235 MPA sebagai bagian dari rencana memiliki enam pesawat MPA sampai tahun 2014.

"CN235 sampai kini banyak dibutuhkan untuk kepentingan negara yang mengkhawatirkan permasalahan bajak laut, penyelundupan, atau imigran gelap, khususnya karena pesawat setipenya seperti Buffalo tidak diproduksi lagi," katanya.

Bahkan, untuk mengawasi Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang dipersengketakan sejumlah negara, baik Tentera Diraja Malaysia maupun Brunei sama-sama mengerahkan pesawat CN235 buatan PT DI, ujarnya dengan bangga.

Saat ini masih beroperasi sekitar 50 pesawat CN235 di berbagai negara buatan PT DI dan sekitar 150 unit CN235 buatan Casa Spanyol.

CN235 versi Patroli Maritim dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi serta mengakomodasi rudal.

Saat ini PT DI baru saja menyelesaikan uji model aerodinamika pesawat perintis N219 berkapasitas 19 penumpang di BPPT yang sangat sesuai dengan kondisi kepulauan dan pegunungan Indonesia.

Direktur Aerostructure PT DI Andi Alisjahbana mengatakan, pengerjaan pesawat N219 dengan mesin Pratt & Whitney ini sudah selesai 35 persen, tinggal tahap tersulit persoalan pendanaan yang diharapkan menemukan solusinya pada 2011 untuk menyelesaikan 65 persen sisanya.

Di Indonesia, disebutkannya, ada 715 airport dan airfield, namun 72 persen runawaynya hanya memiliki panjang di bawah 800 meter. Sedangkan untuk penerbangan perintis terdapat 118 rute di 14 provinsi dengan 89 bandara.

Tentara Israel: He is Indonesian Army!


 Okezone
Kamis, 24 Juni 2010 

(Dok Mer-C)
(Dok Mer-C)
JAKARTA - Di antara kisah menegangkan dalam serangan Israel ke Kapal Mavi Marmara, ada cerita lucu yang menjadi kenangan tersendiri bagi para relawan Indonesia.

Seperti dikisahkan relawan Mer-C dr Arief Rahman, saat tentara Israel menjemur para relawan dalam kondisi tangan terikat di dek atas kapal, tentara Israel yang berjaga-jaga masih tampak gugup.

Para tentara itu, terang Arief, sesekali menegur relawan yang berbicara dan bangun dari tempat duduknya, sambil menodongkan senjata.

“Cuma dua kata yang mereka ucapkan selama lima jam menjaga kami, shut up dan sit down,” tutur peraih gelar master Disaster Management Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada ini kepada okezone, Rabu kemarin

Arief mengungkapkan, dari gesture wajah para tentara, tampak para tentara itu gugup.

“Mereka itu sepertinya masih sangat muda. Terlihat dari gesture, mereka sangat gugup saat berhadapan dengan relawan. Tak jarang ini menjadi bahan pembicaraan kami di sana,” terang Arief.

Yang cukup menggelitik, katanya, saat beberapa tentara itu membiarkan para relawan untuk ke kamar mandi dan melakukan salat Zuhur. Penjagaan tentara Israel mengendur setelah seorang relawan tiba-tiba berdiri dan melantunkan Azan. Tak pelak, tentara Israel memintanya untuk diam. Namun sikap tentara itu langsung direspons relawan lain yang kesal dengan menatap dalam-dalam mata tentara itu. Kemudian terjadi pembicaraan antara sesama tentara Israel yang kemudian mereka memberi kesempatan para relawan untuk salat dan ke kamar mandi.

Ketika itu, tentara memperhatikan seorang relawan Indonesia yang menggunakan kaos dengan emblem Bendera Merah Putih dan logo Mer-C.

Dia beperawakan tegap dan tinggi. Bahkan, lebih besar dibanding dengan tentara Israel yang tengah berjasa tersebut. Si tentara pun tampak ciut.

Arief mendengar jelas perkataan sesama tentara Israel yang tengah gugup itu. Mereka menyangka relawan bertubuh kekar itu adalah tentara Indonesia.

He is Indonesian Army,” tutur tentara Israel, seperti diceritakan Arief sambil tertawa lepas.

Kapolri: 140 Anggota Polisi Dikirim ke Sudan


Pasca-referendum dan kemerdekaan dan Sudan Selatan banyak terdapat konflik bersenjata.
KAMIS, 27 OKTOBER 2011, 08:20 WIB
Mobile Brigade of the East Java Police (ANTARA/Eric Ireng)

VIVAnews - Markas Besar Kepolisian RI mengirim 140 anggota ke Sudan. Pengiriman pasukan ini dilakukan untuk membantu mencegah meluasnya konflik bersenjata dan menciptakan perdamaian di Sudan Selatan pasca-referendum.

"Ada 100 pasukan inti dan 40 pendukung. Ini adalah wujud kerja sama PBB dan Uni-Afrika," kata Kepala Kepolisian RI, Jenderal Timur Pradopo di Markas Besar Kepolisian RI, Jakarta Selatan, usai upacara pemberangkatan pasukan, Kamis 27 Oktober 2011.


Dalam misi kemanusiaan ini, Polri ditugaskan untuk mengamankan aset Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ada di Sudan Selatan dan menjamin keselamatan pengungsi.


Pengamanan itu perlu dilakukan karena pasca-referendum dan kemerdekaan dan Sudan Selatan, banyak terdapat konflik bersenjata secara sporadis antara milisi pro-pemerintah dan gerilyawan pemberontak.


Sudan Selatan resmi merdeka pada 9 Juli 2011. Ia menjadi negara termuda di dunia setelah Ketua parlemen membaca proklamasi kemerdekaan dalam upacara yang digelar di Juba.


Sudan Selatan diharapkan menjadi negara ke-193 yang diakui PBB pada pekan depan, dan negara anggota PBB ke-54 di Afrika. Meski sudah merdeka, konflik bersenjata antara Sudan Selatan dan Sudan Utara masih terus terjadi hingga kini.
• VIVAnews

Dua Maskapai Indonesia Borong 30 Sukhoi Rusia

Thursday, October 27, 2011


 
Jakarta - Dua maskapai Indonesia akan membeli 30 pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 dari Rusia. Pesawat SSJ 100 ini merupakan katagori sipil untuk kepentingan komersial.

"Pesannya 30 pesawat baru itu semua, nanti datangnya bertahap," kata Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (27/10/2011).

Menurut Herry, ke-30 pesawat Sukhoi tersebut merupakan pesawat untuk penerbangan sipil dengan kapasitas 100 penumpang. Sebanyak 18 merupakan permintaan dari Kartika Airlines dan 12 pesawat merupakan permintaan Sky Aviation.

"Sukhoi ini cukup bagus dengan penumpang 100 orang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil," ujarnya.

Saat ini, pihak Indonesia tengah menunggu sertifikasi dari Eropa yaitu International Aviation Safety Assesment (IASA). Pasalnya, sertifikasi dari Rusia sudah diperoleh pesawat tersebut. Diharapkan pada tahun 2013, pesawat tersebut sudah bisa masuk secara bertahap.

"Ini masuknya tahun 2013, nanti datangnya bertahap, tergantung Kartika dan Sky Aviation," jelasnya.

Selain pembelian pesawat, Herry menyatakan pihak pemerintah sedang mengupayakan adanya joint production dengan pihak Rusia bersama PT Dirgantara Indonesia untuk sparepart dan after sales service.

"Ini kan pesawat baru semua, pastilah ada kurang ini itu, baby sickness. Ini yang kita harapkan bisa dilakukan di Indonesia, meskipun memang tetap tanggung jawab pabrik,"pungkasnya.

SSJ 100 merupakan pesawat berkapasitas 100 tempat duduk. Pesawat ini buatan Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC) yang bekerjasama dengan Alinea Aeronautica. Sukhoi Civil Aircraft Company yang merupakan salah satu unit dari United Aviation Corporation yang memproduksi pesawat sipil.

Pesawat ini telah melakukan penerbangan sejak Mei 2008. Pada Februari 2011, SSJ 100 telah meraih Sertifikat Type (Type Certification) dari Otoritas Sertifikasi Rusia dan sertifikasi dari Otoritas Penerbangan Uni Eropa (EASA) akan diperoleh dalam waktu dekat.

DETIK FINANCE

Heckler & Koch G3 rifle (Germany)

 Earliest variant of G3 rifle with flip-up rear sight and metallic ventilated handguards
 Earliest variant of G3 rifle with flip-up rear sight and metallic ventilated handguards


G3A3 with drum type rearsight, plastic ventilated handguards and fixed stock
G3A3 with drum type rearsight, plastic ventilated handguards and fixed stock
 
G3A3 with attached bayonet and plain plastic handguards of more modern appearance
 G3A3 with attached bayonet and plain plastic handguards of more modern appearance
 
G3A4 - retractable butt version of the G3
G3A4 - retractable butt version of the G3


G3KA4 - the shortest G3 variant with retractable buttstockand most modern integral pistol grip / trigger unit made entirely of plastic
G3KA4 - the shortest G3 variant with retractable buttstockand most modern integral pistol grip / trigger unit made entirely of plastic


Caliber: 7.62mm NATO (.308 win)
Action: Roller-delayed blowback
Weight: 4.5kg
Overall length: 1023 mm
Barrel length: 450 mm (315 mm on G3KA4 model)
Magazine capacity: 20 rounds

Landing Craft Ujicoba di Kolinlamil


21 Oktober 2011

Landing Craft dengan mesin waterjet sedang diuji-coba (photo : Poskota)
JAKARTA (Pos Kota) – Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, S.E. onboard di landing craft unit (LCU) dengan mesin pendorong water jet yang dibuat dengan peruntukan kapal perang jenis landing platform dock (LPD) yang diujicobakan di Kolinlamil, Jumat (21/10).
Pada kegiatan uji coba tersebut, turut onboard di dalam LCU Asrena Kasal Laksda TNI Sumartono, Aspam Kasal Laksda TNI Ir. Putu Yuli Adnyana, Asops Kasal Laksda TNI Hari Bowo, M.Sc., Pangarmatim Laksda TNI Ade Supandi, S.E., Pangkolinlamil Laksda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum., Dankormar Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin, Kadismatal, Kadisadal, Kadislaikmatal, Kasarmabar, Kaskolinlamil serta Danlantamal III.
LCU yang diujicobakan merupakan prototype LCU produksi dalam negeri yang akan dipesan oleh TNI AL dan direncanakan akan ditempatkan di empat kapal perang jenis LPD milik TNI AL dengan berbagai kelebihan diantaranya menggunakan mesin pendorong water jet sehingga mampu bermanuver di area yang relatif sempit, dapat dioperasikan di perairan dangkal, daya angkut 100 pesonel atau 26 ton, kecepatan kosong 40 knots per mil laut/Nautical Mil, sedangkan kecepatan maksimum 28 knots, tidak bising, minim getaran, terbuat dari aluminium,
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melihat kemampuan yang dimiliki LCU propullsion water jet dan untuk menampung berbagai masukan guna penyempurnaan LCU yang akan dibuat untuk kapal LPD TNI AL sehingga dapat dioptimalkan penggunaannya dalam pelaksanaan operasi sesuai kebutuhan TNI AL selaku pengguna.

(PosKota)

TNI AL Terima Lagi Radar IMSS dari AS Senilai US$ 57 Juta


25 Oktober 2011

Model radar IMSS (photo : Defense Studies)
Sistem Pertahanan AS Senilai US$57 Juta Diserahkan ke TNI AL

suarasurabaya.net Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dalam hal ini diwakili Ted Osius Dubes AS untuk RI menyerahkan perangkat Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) kepada pemerintah Republik Indonesia yang diterima pejabat dari Kemenhan yang berlangsung di Koarmatim Ujung, Surabaya, Selasa (25/10.

Pertahanan laut Republik Indonesia (RI) dapat bantuan sistem pengawasan maritim dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Sistem serharga US$57 juta ini akan diserahkan Wakil Dubes AS untuk RI pada pemerintah RI yang diwakili pejabat Kementerian Pertahanan di Koarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa (25/10/2011).

Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) adalah sistem yang terdiri dari tatanan hardware dan personel yang mengintegrasikan sistem komando dan pengendalian (Kodal) dengan memanfaatkan sarana radar dan long range camera pengamatan maritim yang dipasang di pantai/darat, kapal maupun pesawat udara.

Letkol Laut Yayan Sugiana Kadispen Koarmatim TNI AL pada suarasurabaya.net mengatakan sistem ini telah dibangun dan dikembangkan pemerintah AS di wilayah timur Indonesia, tepatnya disekitar perairan Laut Sulawesi dalam rangka kerja sama keamanan maritim dengan pemerintah Indonesia.

“Kegiatan pembangunan IMSS di wilayah Koarmatim ini merupakan kelanjutan kerjasama bilateral antara Pemerintah AS dan Pemerintah RI yang dimulai sejak tahun 2006,” kata Yayan.

Dengan selesainya pembangunan perangkat IMSS ini, maka akan dilakukan penyerahan resmi dari Pemerintah AS kepada Pemerintah RI, kemudian dilimpahkan kepada TNI AL sebagai pengguna.

Dalam kesempatan itu, juga dilakukan unjuk kemampuan operasional seluruh perangkat sistem IMSS yang telah terpasang, melibatkan beberapa Coastal Surveillance System (CSS) yang ada di Pos TNI AL, Shipboards Surveillance System (SSS) di KRI, Regional Command and Control Center (RCC) di Lantamal VIII Manado dan Fleet Command and Control Center (FCC) yang berada di Puskodal Koarmatim. (edy)

Presiden Minta Pindad Produksi Rantis Varian Baru


26 Oktober 2011

Kendaraan taktis kerjasama dengan Prancis dan PT Pindad turut dipamerkan pada kunjungan presiden ke Bandung (photo : Kompas)
Bandung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta PT Pindad untuk memproduksi kendaraan taktis (rantis) varian baru untuk type 3/4 ton 4x4 untuk memenuhi kebutuhan TNI dan Polri.

"Kendaraan taktis type baru seperti ini akan dibutuhkan, saya minta dalam dua bulan ke depan Pindad sudah bisa memberikan paparan prototipe-nya," kata Presiden Yudhoyono disela peninjauan panser produksi Pindad di halaman hanggar PTDI di Bandung, Rabu.

Presiden yang melakukan peninjauan bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Panglima TNI, Kapolri, Gubernur Jabar dan sejumlah pejabat BUMN Strategis itu cukup lama mengamati dan bertanya spesifikasi dari prototype panser Rantis 3/4 ton 4x4 yang dipajangkan di sana.

Ia meminta Dirut PT Pindad Adik Aviantono Sudarsono untuk memberikan paparan kesiapan dan proses produksi panser rantis varian terbaru itu pada kunjungannya ke PT Pindad yang Desember 2011 mendatang.

Sementara itu Direktur PT Pindad, Adik Aviantono Sudarsono menyebutkan, panser rantis 3/4 ton 4x4 tersebut baru diproduksi satu unit oleh PT Pindad dengan kerjasama dengan pabrikan Renault dari Prancis.

"Panser itu sasis dan mesinnya dari Renault, sedangkan body dan komponen lainnya dibuat sendiri PT Pindad. Saat ini baru satu unit, namun pemesannya sudah ratusan," kata Adik Aviantono.

Panser Rantis dengan empat ban tersebut merupakan kendaraan taktis yang diperuntukan di medan yang tidak terlalu berat. Kendaraan militer dengan kapasitas mesin 4.700 CC tersebut memiliki mobilitas yang tinggi serta lincah.

"Kendaraan itu cocok untuk TNI AD, AU atau kepolisian, mobilitasnya tinggi dan pas untuk patroli di airport dan operasi darat. Namun belum amfibi," kata Adik.

Ia mengakui, untuk memproduksi panser rantis varian baru itu, PTDI tidak terlalu sulit. Pasalnya merupakan varian turunan dari Paner Anoa yang selama ini diproduksi oleh perusahaan itu.

Rantis 3/4 ton itu turunan dari Panser Anoa, tidak akan terlalu terkendala dalam pengembangannya," katanya.

Tampilan Rantis 3/4 ton 4x4 tersebut lebih garang, tangguh dan lebar. Spesifikasinya lebih besar dari kendaraan taktis 4x4 yang ada saat ini. Menurut Adik, saat ini masih dalam pengembangan, dan bila tidak ada halangan rantis varian baru produk Pindad itu sudah bisa dituntaskan pada 2014.

Sementara itu, dalam program revitasasi alutsista mendapat sejumlah pesanan kendaraan tempur dan kendaraan taktis, disamping persenjataan dan amunisi.

Untuk kendaraan tempur dan taktis, PT Pindad mendapat pesanan produksi Panser Anoa sebanyak 55 unit, Panser 5 ton 330 unit, Panser 2,6 ton 660 unit dan tank 52 unit.

Selain memenuhi kebutuhan kendaraan tempur dan taktis, Pindad juga mendapatkan pesanan Panser Anoa dari Malaysia.

Sementara itu Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengharapkan Pindad tetap eksis dan mengembangkan produk dan varian baru dari kendaraan tempur dan taktis yang ada saat ini sehingga bisa bersaing di pasar global.

"Pindad harus menjadi perusahaan dengan produk berkelas dunia, dimana produknya seperti Panser Anoa dan yang lainnya menjadi bagian dari berbagai operasi internasional," kata Menteri Pertahanan menambahkan.

Wamenhan : Indonesia akan Membeli Heli Apache


26 Oktober 2011

Indonesia menjajaki untuk membeli helikopter AH-64 langsung dari Boeing (photo : Christhopher Ebdon)

Sjafrie:Kalau PT DI Bisa Lebih Murah, Kemenhan akan Beli Lebih Banyak

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG – Pemerintah mengklaim telah menyusun roadmap revitalisasi industri pertahanan. Termasuk penggunaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

“Sebagai gambaran kebutuhan TNI dengan menggunakan produk PT DI, saya sebutkan dalam satuan skuadron,’’ kata Wakil Menteri Pertahanan sekaligus Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Sjafrie Sjamsudin, di Bandung, Rabu (26/10). Satu skuadron adalah pesawat berkekuatan 12-16 pesawat.

Sjafrie mengatakan target kebutuhan TNI yang akan dipesan ke PT DI menggunakan acuan tenggat waktu per semester pertama 2014. Rinciannya, sebut dia, adalah satu skuadron helikopter serbu Bell 412. Kemudian, CN-295 juga akan ditambah satu skuadron untuk patroli maritim. TNI AU, tambah dia, butuh helikopter Cougar 725.

Dijajagi juga helikopter serang kolaborasi dengan Eurocopter (photo : Mike Vallentin)

Juga, helikopter serang untuk TNI AD. Khusus untuk TNI AD, helikopter Apache akan dibeli langsung dari Boeing, tapi juga ada pemesanan helikopter produk kolaborasi PT DI dengan Eurocopter.

Yang pasti, tambah Sjafrie, satu skuadron CN-295 akan diminta mulai awal 2012 sudah ada pengiriman bertahap sampai semester pertama 2014. Dia mengatakan kalau PT DI bisa memberikan harga lebih murah, Kementerian Pertahanan akan membeli lebih banyak produk perusahaan tersebut. “Karena anggarannya Rp 325 triliun,’’ kata dia.

Sjafrie berharap PT DI sudah bisa menentukan harga, karena komitmen dari Kementerian Pertahanan sudah ditandatangani. Harapannya, kerja sama ini bisa terealisasi segera. “Kami juga berharap manajemen produksi juga harus bagus, karena manajerial diperlukan terkait peluang Kementerian Pertahanan yang diberikan kepada PT DI untuk berproduksi,’’ tegas dia.

Skadron CN295 Akan Perkuat Jajaran TNI AU


26 Oktober 2011

Pesawat CN-295 yang akan diproduksi oleh PT DI (photo : Militaryphotos)

Bandung (ANTARA News) - Jajaran TNI-AU dalam tiga tahun ke depan akan diperkuat Skadron CN295 dengan pesawat produksi terbaru dari kerjasama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military.

"Pemerintah akan melakukan pembelian pesawat CN295, rencananya untuk satu skadron yang ditargetkan pada Semester I 2014 sebanyak sembilan pesawat itu sudah bergabung dengan jajaran," kata Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro didampingi Wakil Menhan Sjafrie Syamsudin di sela-sela kunjungan kerja Presiden ke PTDI, Rabu.

Pembelian pesawat yang merupakan pengembangan PTDI dengan Airbus Military itu, menurut Purnomo pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar 325 juta dolar AS dengan spesifikasi pesanan pesawat transpor bagi TNI AU.

Penandatanganan nota kesepahaman komitment pembelian pesawat itu dilakukan antara Kementerian pertahanan dengan PTDI. Menurut Menhan, pembelian pesawat yang merupakan pengembangan dari pesawat CN235 produk PTDI itu juga bagian dari revitalisasi alat utama sistem persenjataan (alut sista) Indonesia.

Uji coba penerbangan dalam negeri dilakukan oleh pilot TNI-AU untuk kebutuhan operasional TNI-AU, AD serta Polri seperti loading dan unloadong kendaraan VVIP. Pesawat itu juga sangat berguna untuk bantuan operasi kemanusiaan, penanggulangan bencana.

Selain itu, TNI-AU juga akan menambah dua skadron F-16 pada 2014 setelah DPR menyetujui hibah 24 pesawat tempur F-16 Blok 25 dari Amerika Serikat yang akan di upgradi setara dengan Blok 52.

"Ditargetkan pada 2014 sebanyak 16 pesawat F-16 itu sudah bergabung dan memperkuat skadron yang ada saat ini. Pesawat itu diupgradi setara Blok-52 berikut persenjataanya yang lengkap," katanya.

Selain itu, pembelian pesawat dari PTDI juga dilakukan untuk helikopter N-Bell dan Super Puma.

Lebih lanjut Menhan Purnomo Yusgiantoro yang juga Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menyebutkan bahwa saat ini telah menghasilkan blue print revitalisasi industri pertahanan, dan bersama Komisi I DPR dibahan UU revitalisasi Industri Pertahanan.

"Kebijakan ini memiliki urgensi dan relevansi dengan kepentingan nasional menuju kemandirian," kata Purnomo.

Menteri menyebutkan, pada masa Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, selama lima tahun dialokasikan anggaran untuk memenuhi pengaraan, pemeliharaan dan perawatan alutsista sebesar Rp150 triliun.

"Peningkatan kemampuan alusista sangat diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan mengamankan NKRI wilayah darat, laut dan udara nasional, disamping untuk menghadapi ancaman-ancaman non-tradisional," katanya.

Terkait kerjasama dengan PTDI dalam pengadaan pesawat terbang, menurut Purnomo merupakan realisasi dari pemanfaatan produk dalam negeri dalam pengadaan dan revitalisasi alutsista.

Menurut Menhan, PTDI mempunyai posisi strategis dalam konteks pertahanan, ekonomi, teknologi dan industri kedirgantaraan.

Debut MRAP Baru Kopassus


27 Oktober 2011

Mamba Mark II MRAP 4x4 buatan BAE Systems Land Systems OMC, unit bisnis BAE Systems di Afrika Selatan (all photos : ARC, Audryliahepburn)

Setelah MRAP Casspir dimiliki Kopassus, belum ada lagi kabar kendaraan sejenis yang akan diakuisisi oleh TNI. Namun pada tahun akhir tahun 2006, bersamaan dengan diselenggarakannya pameran pertahanan Indodefence 2006, muncul berita bahwa BAE System menawarkan MRAP tipe RG-31 Nyala dan RG-32 kepada TNI.

Tidak ada kabar mengenai disetujui tidaknya sodoran kendaraan MRAP tersebut, namun Majalah Commando edisi Mei 2010 memergoki satu kendaraan MRAP yang mirip RG-31 ketika sedang berkunjung ke markas Kopassus.

Beberapa hari yang lalu menjelang diadakannya Latihan Gabungan Anti Teror 2011, foto kendaraan MRAP tersebut beredar di forum-forum militer. Pada hari ini kendaraan tersebut resmi diperlihatkan kepada publik dalam Latihan Gabungan Anti Teror TNI-Polri 2011.



Menilik dari bentuk fisiknya terutama grille depan, lampu depan, dan ban cadangan di bodi sebelah kiri maka kendaraan ini dapat diidentifikasikan sebagai Mamba, dan melihat dari kaca samping bagian belakang yang hanya terdiri dari satu ruas, maka dapat dipastikan bahwa kendaraan ini adalah Mamba Mk II MRAP buatan Afrika Selatan.

Mamba dibuat oleh Reumech OMC, pabrikan dari Afrika Selatan, pabrikan ini sempat mengalami proses akuisisi beberapa kali dimulai oleh Vickers, Alvis dan terakhir oleh BAE Systems dan namanya pun berubah menjadi BAE Systems Land Systems OMC.

Mamba Mk II sebagai kendaraan ringan 4x4 ditenagai oleh mesin diesel Mercedes Benz 352N 6-cylinder sehingga kendaraan dapat dipacu hingga kecepatan 102 km/jam. Sebagai kendaraan MRAP (Mine Resistant Ambush Protected), kendaraan ini mempunyai lambung baja berbentuk V untuk melindungi penumpangnya dari ledakan ranjau anti tank.

Kendaraan ini mempunyai berat 6,8 ton, dengan bodi monocoque dan mempunyai ground clearance 41cm. Standar proteksi Mamba pada lambung baja dan kacanya dapat memberikan perlindungan terhadap tembakan senjata dengan amunisi ukuran 5,56 × 34 mm dan 7,62 × 51 mm serta perlindungan opsional terhadap amunisi tipe armour–piercing ukuran 7,62 × 51 mm standar NATO.


Memang terdapat tiga kendaraan MRAP yang mirip satu sama lain yaitu : mamba, Nyala, dan Reva. RG-31 Nyala adalah pengembangan lebih lanjut dari Mamba Mk II oleh Land Systems OMC, sedangkan Reva adalah pengembangan oleh ICP dengan mesin penggerak Merek Cummins sejak varian Mamba Mk I. Reva telah dipakai oleh Angkatan Darat Thailand dan dioperasikan di wilayah konflik Thailand Selatan.

Selain Mamba, Kopassus juga mengoperasikan kendaraan MRAP Casspir yang sama-sama buatan Afrika Selatan. Casspir diproduksi oleh TFM yang selanjutnya diakuisisi oleh Reumech OMC dan akhirnya menjadi Land Systems OMC. Casspir tergolong MRAP berukuran sedang.

Dalam mengangkut personil Mamba mampu membawa 9 personil plus 2 crew, sedangkan Casspir yang mempunyai bobot 10,88 ton dapat membawa lebih banyak lagi yaitu 12 personil plus 2 crew.

Kendaraan ini pantas digunakan oleh Sat-81 Gultor Kopassus, karena akan memberikan perlindungan maksimal pada prajurit yang telah dididik dengan biaya mahal.

(Defense Studies)

Indonesia Jual 2 Kapal Patroli ke Timor Leste


22 Maret 2011
Kapal patroli cepat 57m buatan PT. Pindad (photo : TNI AL)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia menjual kapal patroli laut (fast patrol boat) ke Timor Leste. Kapal buatan PT PAL Indonesia ini panjangnya 30-40 meter. Timor Leste membeli dengan pertimbangan tidak perlu kapal besar dalam menjangkau teritorialnya.

"Mereka mau pesan dua kapal," kata Purnomo seusai jamuan santap siang Presiden Yudhoyono dengan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di Istana Negara, Selasa (22/3).
Purnomo mengatakan dalam pembelian kapal itu Timor Leste mengajukan kredit ekspor kepada Indonesia. Pemerintah Indonesia pun menyanggupi dan siap memberikan kredit ekspor lewat lembaga penjamin ekspor Indonesia (LPEI). Dalam transaksi ini, Indonesia menjual kapal patroli per unitnya US$ 20 juta atau sekitar Rp 175 miliar.

Indonesia juga mendapat pesanan tiga kapal Landing Platform Dock, yang bisa didarati helikopter, dari Filipina. Kapal ini tidak hanya digunakan untuk pengangkutan pasukan tetapi juga untuk operasi penanggulangan bencana. Pembelian ini melalui fasilitas kredit penandatanganan pemerintah dengan pemerintah. "Tapi, sekarang belum," ujarnya.

Selain membeli kapal, Filipina juga akan membeli senjata dari PT Pindad. Brunei Darussalam juga memberi senjata dari PT Pindad.

Indonesia, kata Purnomo, juga menawarkan pesawat CN-235 kepada Filipina, Brunei, dan Vietnam. "Beberapa sudah kita kirimkan, Korea pun akan membeli CN-235," katanya.

Pemerintah juga menawarkan amunisi, senjata SS dan panser Anoa. "Malaysia telah memesan Anoa," katanya.

Pemerintah berharap industri pertahanan berjalan dengan baik. "Ini tahapnya masih incorporated untuk mendorong terus membaik. Jadi targetnya belumestablish," ujarnya.